Selasa, 30 Oktober 2012

Perjalanan Ke ShenZhen via HongKong


Setelah tiba di Hongkong saya langsung melanjutkan perjalanan menuju stasiun kereta untuk melanjutkan perjalanan ke ShenZhen. Perjalanan sekitar 2 jam menggunakan bus, ternyata jalanan di HongKong juga macet juga lho di malam hari, tapi bedanya di sini saya tidak bosan karena sambil menikmati keindahan lampu-lampu HongKong. 

suasana jalanan HongKong di malam hari

Melewati Tsim Shat Sui


 Setibanya di Stasiun MRT, wah sempat  binggung juga, dari depan penampakan stasiun kereta ini bagus sekaliii, hampir seperti bandara (tapi masih lebih bagus bandara lah)  tetapi ukurannya lebih kecil. Masuk ke dalam masih bagus, tapi semakin dalam semakin kotor (semakin mendekati China semakiin kotor! :P ). Setelah membeli tiket melalui mesin yang tersedia (untuk menuju ShenZhen belilah tiket menuju ke LoWu) saya pun langsung cepat-cepat mencari kereta, ternyata keretanya belum datang, jadi saya harus menunggu sekitar 10menit. Karena saat itu sudah malam dan stasiun keretanya sepi, sayapun harus ekstra berhati-hati dengan tas,dompet dan terpenting adalah passport! Semakin deket dengan negara China harus semakin was-was dengan barang bawaan karena tingkat kriminalitas di China bisa dikatakan tinggi.

Suasana di stasiun MRT
stasiun MRT

Akhirnya kereta yang di tunggupun datang,  MRT kali ini tentunya beda dengan MRT di Singapore yang sangat nyaman, dan tentunya kendala bahasa yang cukup menggangu karena tidak bisa berbahasa Mandarin. Oh iya, ternyata bayak juga orang HongKong yang datang ke ShenZhen  hanya untuk belanja kebutuhan sehari-hari (seperti sayur mayur) karena memang harga di China jauh lebih murah dibanding dengan di HongKong. Akhirnya setelah sekitar 15 menit tiba juga di ShenZhen, dan tiba saatnya melewati imigrasi. Menurut saya setiap bertemu dengan imigrasi itu menakutkan, apalagi saat di imigrasi perbatasan Hongkong dan ShenZhen ini saya mendapat pertujukan seorang lelaki muda sekitar umur 25thn berteriak-terak kepada petugas dan ternyata dia melaporkan temen perempuan nya yang habis memukuli si cowok ini! Si cowok sambil menunjukan pipinya dan sekitar mata yang biru-biru lebam karena habis di pukuli si cewek, padahal si cewek badannya kecil! Waduh, serem juga. Apa lagi si cewek tidak terima saat dilaporkan, akhirnya si cewek melawan dengan berteriak-teriak. Akhirnya tiba juga giliran saya melewati imigrasi setelah mendapatkan setempel saya pun melanjutkan perjalanan menuju ShenZhen, baru saja berjalan sekitar 5 langkah, E.. sudah di sambut dengan petugas yang membawa anjing besar-besar dan bewarna hitam.. serem pokoknya, meskipun saya tidak bawa narkoba dan sejenisnya tapi tetap saja saya takut kalau tiba-tiba si anjing meloncat ke arah saya. 

Finnaly sekitar pukul 22.30 saya  akhirnya resmi masuk ke kota ShenZhen. Benar-benar perjalanan yang sangat panjaaang, bagaimana tidak lha 1 hari berada di 3 negara (Singapore, HongKong,China) itu berarti saya harus melewati imigrasi singapore1x, HongKong2x, dan China 1x.  Untungnya semua berjalan dengan sesuai rencana (kecuali jam tiba di ShenZhen yang jauh meleset, sebelumnya diperkirakan tiba pada pukul 9, tapi karena kesulitan saat berada di stasiun, kesulitan saat membeli tiket, kesulitan menemukan kereta, dan imigrasi yang membutuhkan waktu cukup lama akhirnya jam kedatangan pun jadi molor sekitar 1,5 jam). Tiba di Shen Zhen pun masih kebinggungan mencari local guide yang tidak muncul-muncul, sekitar 15 menit kemudian akhirnya si LocalGuide muncul, dan saya pun di ajak menuju bus, masalahnya jalan menuju parkiran bus cukup jauh dan jalannya terjal (melewati anak tangga yang buanyakkk sekali) dan setiap orang harus menggangkat barang bawaan sendiri-sendiri, apalagi saat itu badan sudah tidak fit dan belum makan lagi >.< pokoknya saat masuk dan duduk di dalam bis rasanya benar-benar luar biasaaaa, perjalanan langsung dilanjutkan menuju hotel Best Western, setibanya di Hotel dan masuk ke lobby hotel mata saya langsung terbelak rasanya ( wah nggak salah hotel nih?? ) soalnya hotelnya bagus sekali, bisa dikatakan seperti Sheraton atau Shangrilla! YEY malam ini bakal tidur nyenyak kayaknya.

Akhirnya setelah mengurus check in dan semuanya beres, saya mencari makan di sekitar hotel dengan berjalan kaki, dan ternyata suasana malam di ShenZhen benar-benar menakutkan bagi saya, setiap berjalan rasanya tidak tenang dan saya benar-benar merasa tingginya kriminalitas disini. Akhirnya diputuskan untuk makan local food di pinggir jalan, ya bisa di katakan semacam warung. Menunya utamanya adalah bubur, tetapi karena kelaparan berat akhirnya diputuskan memesan seafood dan sayur-sayur. Untuk tastenya entah benar-benar enak atau karena kelaparan jd terasa enak (saya terakhir makan sekitar jam 12 siang). Dan warung ini ternyata penuh dengan orang-orang mabuk hiiii seremmm...

pemandangan saat dinner local food di ShenZhen

orang mabuk di mana-mana


Kamis, 25 Oktober 2012

Ditangkap Petugas Di Bandara HongKong


Ini merupakan kelanjutan dari perjalanan saya di Singapore. Di postingan sebelumnya saya sempat mengatakan bahwa saya akan melanjutkan perjalanan ke ShenZhen via HongKong dari Singapore (ribet ya hahaha... padahal kalau mau direct flight dari Surabaya kayaknya juga ada kok :p ). Setelah saya naik Tiger Airways dari Singapore, sekitar pukul 18.00 saya tiba di Bandara HongKong. Setelah sampe saya langsung bergerak cepat (karena harus melanjutkan perjalanan ke ShenZhen)

HongKong International Airport


 Dan.... tiba2 saat saya berjalan menuju ke bagian imigrasi, tiba-tiba saya seorang petugas memanggil2, saya tidak tahu di manggil-manggil siapa, sayapun cuek saja dan jalan terus, E... ternyata petugas itu mengehentikan langkah saya dan berbicara bahasa Kantonis dengan cepatnya plus nada tinggi yang berarti dia lagi marah-marah  (dan saya sama sekali tidak mengerti ini si kokoh lagi ngomong apa! ) waktu itu rasanya bener-bener kaget, binggung, plus takut! Takut soalnya kalau tidak dibolehkan masuk ke HongKong bisa-bisa kacau semuanya (apalagi saya sudah booking semuanya dari hotel di Shenzhen, Macau, dan HK, beli tiket masuk disney, tiket pesawat pulang, wah bisa hangus semuanya! ). Setelah si kokoh petugas ini sadar kalau saya tidak bahasa kantonis, Dia "mengamankan" saya, alias saya di giring ke pinggiran dan tiba-tiba saja dia memasukan sebuah alat ke lubang telinga saya! Waduh, apa-apa’an ini sekitar 5 detik kemudian dia Cuma bilang oh, Oke! Dan dia mempersilahkan saya jalan kembali, duh legaaa sekaliiiii... Ternyata, menurut teman saya, waktu saya lewat alat deketor suhu badan alat tersebut bunyi. Lah saya jadi binggung soalnya saya tidak lagi sakit kok, trs menurut teman saya muka saya saat itu merah (muka saya memang suka merah-merah sendiri dan gampang merah, kalau kecapekan, kalau gugup bisa merah-merah sendiri) Nah mungkin petugas ini mengira saya lagi mabok atau lagi sakit karena ditambah dengan detekor suhu badan yang bunyi (berarti saat itu suhu badan saya di atas normal). Dan saat diperiksa petugas yang membuat saya malu adalah orang-orang yang lewat jadi memperhatikan saya, dikiranya mungkin saya membawa virus.

Monitors show the body heat of incoming passengers
Ternyata memang bandara HongKong cukup ketat dalam memeriksa setiap penumpang pesawat saat akan memasuki imigrasi, hal ini untuk mengantisipasi agar virus-virus seperti  coronaviruses dan SARS seminimal mungkin tidak masuk ke HongKong. Jadi kalau ada orang yang lewat dan suhu badan nya di atas rata-rata maka di monitor akan muncul tanda sehingga petugas akan "mengamankan" dan memeriksa lebih lanjut.

Lalu alat apakah yang di masukan ke dalam lubang teliga saya?? Saya sendiri tidak tau, yang pasti rasanya geli-geli hahahaha.. mungkin itu alat pendeteksi suhu badan yang lebih akurat, sehingga saat di cek kembali saya diperbolehkan masuk ke HongKong YEY!Pengalaman saya ini cukup membuat saya ketakutan, ya saya sendiri tidak tahu kenapa karena saya suka takut-takut sendiri  kalau lagi didaerah imigrasi, saya sih takutnya kalau tiba-tiba tidak di ijinkan masuk ke suatu negara, padahal saya juga tidak berbuat kesalahan apa-apapun  hmm... mungkin seperti semacam phobia ya atau bisa kitakan lebay alias berlebihan  :P  Yang penting saya diijinkan masuk ke HongKong dan saya bisa melajutkan perjalanan wisata saya.

Bandar Djakarta Surabaya


BANDAR DJAKARTA merupakan resto seafood resto yang sudah terkenal di jakarta dan kini mereka telah lebarkan sayap nya ke Surabayaaa... ya! Bandar Djakarta telah membuka cabangnya di Surabaya pada 19 Sepetember. Beberapa hari yang lalu saya mencoba dinner di seafood restoran yang termasuk salah satu resto seafood  terbesar di Surabaya ini. Dan karena memang masih “fresh” jadi banyak sekali teman-teman saya yang juga tidak mau ketinggalan mencoba makan di resto ini. Bayangkan saja saya hanya memasang gambar kepiting alaska di profil picture BB langsung ada teman saya yang bbm  “Pasti di Bandar Djakarta ya” saya balas “lho kok tau, hebat sekali kamu” katanya teman saya “ ya sekarang kalau orang makan seafood pasti di Bandar Djakarta”. Wah, ternyata sampai segitunya ya Bandar Djakarta ini hahaha...  FYI: sebelum Bandar Djakarta cabang Surabaya di buka biasanya orang Surabaya makan seafood ya di Layar.


Pertama penampakan fisik dari resto ini cukup menarik perhatian karena lokasinya yang strategis dan lahan yang sangat luasssss (3500 meter persegi!) tempat parkirnya pun luas sehingga  cukup menarik perhatian setiap orang yang melintas. Bandar Dajarta ini merupakan Seafood restaurant yang berkonsep garden. Saya suka sekali dengan konsepnya, dan saya rasa konsep ini sudah di terapkan dengan sungguh-sungguh sehingga saat saya berada di sana saya merasa nyaman dan mendapat suasana baru : )



Saat saya tiba di sana saya langsung menuju area tempat pemilihan ikan, di sini ada 2 macam yaitu ikan yang masih hidup di aquarium dan ikan yang sudah mati yang di letakan di dalam frozen bag terbuka.  Jenis pilihannya pun bermacam-macam (mulai berbagai jenis ikan,  udang,  kepiting, kerang,  gurita, lobster, etc ) sampai binggung juga mau milih yang mana, yang bagus menurut saya adalah di berinya papan mengenai nama, harga, dan bisa olah dengan bumbu apa, sehingga kita tidak usa lagi tanya-tanya ke petugasnya. Saat memilih pun jangan takut kalau tangan kita akan kotor, karena ada petugas yang siap melayani kita dan membantu kita memilih ikan dengan berat yang sesuai dengan keinginan kita. Yang cukup menarik perhatian penggunjung di area ini adalah adanya kepiting alaska yang cukup jarang ditemui di Surabaya.

Area pemilihan ikan


Lobster
Kepiting dengan tali ikat kecil
Ada beberapa kepiting yang tali ikatanya besar
Area ikan hidup
King Crab Alaska


Setelah puas memilih-memilih adalah saatnya ke area penimbangan, jadi semua yang sudah kita pilih tadi akan ditimbang satu persatu dan juga konfirmasi mengenai akan dimasak dengan bumbu apa ikan pilihan anda tadi. Setelah semua beres kita tinggal menunggu di meja sambil memesan minuman.  Tak butuh waktu lama untuk menunggu makanan keluar. Saat itu saya order kerang bambu masak tauco, ikan kakaktua (tapi di sini namanya beda, yang saya tau itu namnaya ikan kakaktua)yang di  bakar dengan  bumbu merah, kepiting saus singapore, kerapu asam manis, dan mie goreng.  Maaf teman-teman saya tidak sempat memfoto makanannya karena belum sempat memfoto tapi makanan sudah langsung di serbu oleh orang-orang kelaparan :P

Untuk rasa dan kualitas makanan nya saya akan bahas mengenai kerang bambu terlebih dahulu, kerang bambu bumbu tauco yang saya pesan rasa nya enak, bumbunya pas, dan kerangnya pun tingkat kematangannya pas. Ikan kakatua bakar bumbu merahnya enak, untuk rasanya saya rasa rasa standart ya. Dan.... kepiting saus singapore, saya rasa tidak ada yang salah dengan kepitingnya tapi saya sangat tidak cocok dengan saus singapore nya yang menurut saya sangattttt asin (padahal beberapa waktu lalu kakak saya makan disini dengan menu yang sama tapi rasanya enak dan tidak asin). Kerapu asam manisnya standart menurut saya, sedangkan mie gorengnya nothing special : ) Justru yang special menurut saya adalah Suasana nya... hahaha.. 

Overall menurut saya makanannya standart (kalau saya paling suka kerang bambu bumbu tauco). Kalau di bandingkan dengan Layar untuk makanannya saya pilih Layar, tapi kalau suasanya ya jelas saya pilih Bandar Djakarta! Untuk soal harga di bandar Djakarta saya rasanya harganya masih normal-normal saja, untuk membayar semua makanan di atas tadi plus 4 nasi putih dan 4 es teh manis cukup dengan Rp.340.000 ( ikan yang saya pesan beratnya sekitar @600grm dan 1kg kepiting). Mungkin ada diantara kalian yang juga pernah mencoba makan di Bandar Djakarta bisa memberikan komentar di bawah ini : )

Jumat, 19 Oktober 2012

Review Hotel Bencoolen-Singapore


Sebelum memutuskan memilih hotel Bencoolen, sebenarnya saya telah memilih Fragrance Bugis untuk menginap, tetapi karena saat itu Frangrance Bugis sudah full booked, akhirnya pilihan pun jatuh ke hotel Bencoolen. Soal harga hampir-hampir sama ya, dan saya rasa semua hotel di Singapore harganya mahal-mahal, jadi keputusan jatuh di hotel Bencoolen yang harganya masih masuk dibudget. Hotel ini serba mini, lobby nya mini, kamarnya mini, kolam renangpun juga mini hahaha...
Hotel ini mengaku bahwa hotel bintang 3, tapi kalau menurut saya lebih cocok bintang 2, tapi bintang 2 seharusnya tidak ada kolam renangnya tapi karena hotel Bencoolen ini memiliki kolam renang meskipun mini ukurannya,  ya sudahlah anggap saja memang bintang3 *** untuk kebersihan menurut saya bersih, ya karena memang Singapore terkenal dengan kebersihannya bisa lihat sendiri kalau dijalan tidak ada orang yang buang sampah sembarangan. 

Baiklah review akan saya mulai mulai dari tampak luar hotelnya.lokasi hotel ini adalah di 47 Bencoolen Street, Bugis, Singapura . Saat saya sampai di jalan Bencoolen saya cukup  binggung karena saat itu jalan bencoolen sedang perbaikan katanya, jadi mobil tidak bisa masuk. Alhasil saya pun berjalan cukup jauh dengan bawa koper yang besar, saat berjalan menuju hotel saya binggung, soalnya dari area pedestrian street ke jalan bencoolen nya itu semua di tutup dengan tripleks dan kayu2, jd jalan tp tdk bisa melihat jalan sama sekali. Sampai di hotelpun juga tdk bisa lihat hotelnya dari depan, bisanya Cuma langsung masuk ke Lobby, ternayataaaa... jalan Bencoolen sedang ada pembangunan MRT (saat itu bulan mei 2012) . Wow! Kayaknya setelah MRT ini jadi pasti harga hotel Bencoolen langsung naik, secara dekat sekali dengan MRT.

Sampai di lobby, saya lihat lobby nya kecilnya dengan 2-3 orang receptionis, dari penglihatan saya, tampaknya hotel ini sudah cukup tua, saya menilai dari karpetnya sih, setelah itu saya naik ke liftnya yang juga mini, jadi saya dan teman2 yang berjumlah sekitar 20 org harus gantian naik liftnya. Sampai dikamar saya semakin yakin bahwa ini hotel sudah tua, karpet kamarnya bewarna merah dan terlihat beberepa noda di karpet, warnanya pun sudah sedikit memudar. waktu saya membuka pintu kamar mandinya saya lihat-lihat sebentar dan legaaaa rasanya, karena bersih dan  cukup luas, ada bathtup nya juga, menurut saya yang terpenting dari sebuah hotel adalah kamar mandi yang bersih.




Untuk kamarnya sendiri kecil dan ada sebuah LCD TV, meja dan tempat duduk tampak sudah tua dan kuno. Dan jika ada orang berbicara di koridor, maka suara akan terdegar hingga di kamar, setelah itu saya melihat-lihat kolam renangnya, kolam nya kecil dan sepi, dan dari kolam renang tdk ada pemandangan apa-apa, karena langsung berbatasan dengan gedung-gedung tinggu disekitarnya, di samping kolam renang ada dispenser air, dan gelas kertas yang bentuknya kerucut. Jadi kita bisa minum air mineral sepuas-puas nya dan gratis! 

Untuk breakfast saya tidak cocok, karena hanya ada nasi, spagheti saus (tanpa daging dan sausnya pun tidak enak), telor ceplok (yang jumlahnya terbatas), ham (yang rasanya aneh dan sangat asin), sup kacang merah ( saya tidak suka kacang merah >.<) dan roti bakar. Ya namanya juga hotel biasa mana ada makanan enak, ada harga ada kualitas 

Kesimpulannya kalau saya tidak nyaman tinggal disini, karena pertama jalan didepan hotel sedang dalam perbaikan, sehingga sangat menggangu, sulit untuk akses ke hotel, dan breakfast pun di jalur pedestrian street yang langsung berbatasan dengan tripleks-tripleks para pekerja. Tetapi jika MRT sudah jadi, kayaknya bakal enak nih, secara akese kemana-mana jadi lebih mudah. Kedua adalah karena hotelnya sudah cukup tua sehingga perbotannya pun juga kelihatan tua, dan ketiga saya kurang cocok dengan breakfastnya. Tapi semuanya kembali lagi sesuai dengan pribadi masing-masing karena persepsi setiap orang tentunya berbeda  :-)